عن عبد الله بن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: « التَّاجِرُ الأَمِينُ الصَّدُوقُ الْمُسْلِمُ مَعَ الشُّهَدَاءِ – وفي رواية: مع النبيين و الصديقين و الشهداء – يَوْمَ الْقِيَامَةِ » رواه ابن ماجه والحاكم والدارقطني وغيرهم
Artinya: Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).”[1]Nabi shallallahu alaihi wa sallam melakukan praktek jual beli sebelum masa pengangkatan sebagai Rasul bersama pamannya Abu Thalib dan ketika dia bekerja dengan Khadijah, serta kepergiannya ke negeri Syam. Dan juga beliau berjual beli di pasar-pasar yang ada di Mekah pada masa jahiliah.
Beliau shallallahu alaihi wasallam langsung melakukan sendiri kegiatan jual
beli atau kadang beliau mewakilkan seseorang dari shahabatnya, sebagaimana
terdapat dalam riwayat Urwah bin Abi Ja'd Al-Bariqi, dia berkata, "Nabi
shallallahu alaihi wa sallam memberinya satu dinar untuk dibelikan hewan qurban
–seekor kambing-. Lalu dia membeli dua ekor kambing, salah satunya dijual
dengan seharga satu dinar, lalu dia memberi beliau seekor kambing dan satu
dinar. Maka beliau mendoakan semoga dia mendapatkan barokah dalam jual belinya.
Maka sejak saat itu seandainya dia membeli debu, niscaya dia mendapatkan
keuntungan."[2]
Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam memberikan tauladan untuk senantiasa berbuat baik,
jujur dan amanah dalam berdagang serta suka bersadaqah. Dalam hadits Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam menyampaikan kabar gembira bagi mereka yang
memiliki sifat – sifat terpuji di atas.
Faidah Hadits :
1. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan para pedagang untuk berbuat baik,
jujur dan suka bersadaqah.
2. Sifat jujur dan amanah
dalam berjual-beli adalah dalam keterangan yang disampaikan sehubungan dengan
jual beli tersebut dan penjelasan tentang cacat atau kekurangan pada barang
dagangan yang dijual jika memang ada cacat padanya. [3]
3. Berdagang yang halal
dengan sifat-sifat terpuji yang tersebut di atas adalah pekerjaan yang disukai
dan dianjurkan oleh Rasulullah dan para shahabatnya, sebagaimana yang
disebutkan dalam hadits yang shahih [4]
4. Keberkahan dan kebaikan
dalam perdagangan dan jual beli yang dilakukan dengan jujur dan amanah yaitu
pelakunya akan dikumpulkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan
orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat. Namun bukan berarti derajatnya
sama dengan derajat mereka, tetapi termasuk dalam golongan mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ
الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ
وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ
رَفِيقًا
ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا
-------------------------------
[1] HR Ibnu Majah
(no. 2139), al-Hakim (no. 2142) dan ad-Daraquthni (no. 17), dalam sanadnya ada
kelemahan, akan tetapi ada hadits lain yang menguatkannya, dari Abu Sa’id
al-Khudri radhiallahu ‘anhu, HR at-Tirmidzi
(no. 1209) dan lain-lain. Oleh karena itu, hadits dinyatakan baik sanadnya oleh
imam adz-Dzahabi dan syaikh al-Albani (lihat “ash-Shahiihah” no. 3453)
[2]HR. Tirmizi, no.
1258, Abu Daud, no. 3384, Ibnu Majah, no. 2402, dinyatakan shahih oleh
Al-Albany dalam Shahih Tirmizi
[3] Lihat kitab
“Faidhul Qadiir” (3/278)
[4]HR ath-Thabrani
dalam “al-Mu’jamul kabiir” (23/300, no. 674) dan dinyatakan jayyid (baik/shahih) oleh syaikh
al-Albani dalam “Silsilatul ahaa-ditsish shahiihah” (no. 2929).
[5] QS an-Nisaa’:
69-70, Lihat keterangan imam adz-Dzahabi dalam “Miizaanul i’tidaal” (3/413)
0 komentar:
Posting Komentar